Desa ‘Hantu’ Tyneham, Saat Waktu Terhenti di Tahun 1943
Ruang Mistis – Di sudut sunyi Dorset, Inggris, berdiri sebuah desa yang seakan membeku dalam pusaran waktu. Namanya Tyneham, sebuah tempat yang kini menjadi saksi bisu sejarah, menyimpan kisah pilu yang tak lekang oleh zaman. Rumah-rumah tua, gereja sunyi, dan jalanan lengang menjadi pengingat akan masa ketika kehidupan pernah berdenyut di sini.
Tahun 1943 menjadi titik balik bagi warga Tyneham. Kala itu, di tengah gemuruh Perang Dunia Kedua, militer Inggris memutuskan mengambil alih desa ini untuk keperluan latihan pasukan Sekutu. Letaknya yang strategis—berdekatan dengan area tembak Lulworth—menjadikannya lokasi ideal bagi militer. Warga Tyneham hanya diberi waktu sebulan untuk meninggalkan rumah yang telah mereka tempati selama beberapa generasi.
Sebuah pesan yang ditempel di pintu gereja kala itu begitu menyayat hati:
“Tolong perlakukan gereja dan rumah-rumah ini dengan hati-hati. Kami telah menyerahkan rumah kami untuk membantu memenangkan perang. Kami akan kembali suatu hari nanti.”
Sayangnya, janji itu tak pernah terwujud. Setelah perang usai pun, Tyneham tetap tertutup untuk latihan militer. Harapan warganya untuk pulang akhirnya memudar seiring berjalannya waktu.
Kini, delapan dekade berlalu, Tyneham menjelma menjadi destinasi wisata sejarah yang hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu. Saat gerbangnya terbuka, para pengunjung dapat berjalan di antara bangunan-bangunan sunyi dan membaca kisah warga di papan informasi gereja. Atmosfernya memadukan keindahan alam dengan kesedihan mendalam, menciptakan pengalaman yang tak mudah dilupakan. Tak heran jika banyak wisatawan menggambarkannya sebagai tempat yang “menyentuh dan memikat.” Ada pula yang mengaku selalu ingin kembali, seolah desa ini memanggil lewat bisikan masa lalu yang belum usai.
Penduduk terakhir Tyneham, Peter Wellman, meninggal pada usia 100 tahun pada April 2025. Setahun sebelumnya, ia sempat kembali untuk terakhir kalinya, menatap rumah kelahirannya dengan mata berkaca-kaca. Dalam kunjungan itu, Peter berkata kepada Dorset Echo:
“Kami tidak punya listrik, gas, atau air mengalir. Air harus dipompa dari dekat gereja. Kami memancing di pantai dan sering mendapat makarel. Kami bahagia… sampai kami dipindahkan.”
Tyneham kini bukan sekadar desa kosong di Isle of Purbeck, semenanjung indah yang menghadap langsung ke English Channel. Ia adalah monumen hidup dari pengorbanan, kehilangan, dan kenangan yang tak pernah pudar—sebuah tempat di mana waktu benar-benar berhenti di tahun 1943.