Misteri Nini Plinti: Penunggu Rumah Akar Semarang yang Bikin Merinding
Ruang Mistis – Di tengah gemerlapnya destinasi wisata Kota Lama Semarang, terdapat satu tempat yang memikat mata dan menggugah rasa penasaran: Rumah Akar Semarang. Bangunan ini tampak eksotis karena dililit akar pohon besar, menjadikannya spot foto populer bagi wisatawan. Namun, di balik keindahannya, tersimpan kisah horor legendaris yang sudah lama menyelimuti tempat tersebut.
Misteri Nini Plinti telah menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita rakyat Kota Lama. Sosok ini digambarkan sebagai nenek tua berpakaian hitam yang sering muncul pada malam hari. Walau menampakkan diri, Nini Plinti tidak pernah dilaporkan mengganggu pengunjung, sehingga keberadaannya lebih terasa seperti penjaga gaib dibanding ancaman nyata.
Menurut Febri Osi Wahyu, Ketua Srikandi Semarangker, Nini Plinti hanya menampakkan diri sesekali dan tidak bersifat jahat. Sementara itu, Pamuji Yuwono dari komunitas yang sama mengungkapkan bahwa bangunan tua di belakang Rumah Akar diyakini sebagai sarang jin. Kondisi gelap, lembap, dan tak terurus dianggap menjadi habitat yang cocok bagi entitas supranatural.
Sebelum dipugar pada tahun 2016, area sekitar Rumah Akar sempat digunakan untuk sabung ayam. Kegiatan ini meninggalkan kesan brutal dan memunculkan atmosfer yang dipercaya menyimpan energi negatif. Darah yang membasahi tanah setiap hari memicu kesan angker, menciptakan aura yang menambah misteri kawasan tersebut.
Tidak hanya dikenal karena cerita mistis, kawasan sekitar Rumah Akar juga memiliki sejarah sosial yang unik. Pernah menjadi tempat berkumpulnya para waria pada malam hari, lokasi ini menyimpan banyak cerita tentang keragaman kehidupan urban di Semarang tempo dulu. Kisah ini menunjukkan bagaimana budaya malam di Kota Lama punya banyak lapisan makna.
Menariknya, Rumah Akar dulunya merupakan kantor NV de Locomotief, koran berbahasa Belanda yang dikenal lantang dalam menyuarakan reformasi. Karena sikap vokalnya, pergantian redaksi sering terjadi, menandakan adanya tekanan politik pada masa itu. Unsur sejarah inilah yang membuat aura bangunan semakin pekat dengan kisah dan kenangan yang membekas.