Misteri Kutukan Firaun Tutankhamun yang Membunuh 10 Ilmuwan dan Jutawan Terungkap
Ruang Mistis – Misteri kutukan Firaun Tutankhamun bermula dari penemuan makamnya oleh arkeolog Inggris, Howard Carter, pada 4 November 1922. Temuan itu menjadi sorotan dunia karena diikuti oleh kematian tragis Lord Carnarvon, sang penyandang dana utama. Lord Carnarvon meninggal enam bulan setelah pembukaan makam, tepatnya pada 5 April 1923, yang memicu ketakutan akan kutukan kuno Mesir.
Tidak hanya Lord Carnarvon, korban lainnya bermunculan dan memperkuat anggapan adanya kutukan. George Jay Gould, seorang jutawan Amerika yang juga hadir dalam pembukaan makam, meninggal pada 16 Mei 1923. Bahkan, beberapa ilmuwan yang terlibat dalam penggalian turut menjadi korban, seperti Hugh Evelyn-White yang bunuh diri, dan Aaron Ember yang tewas akibat kebakaran rumahnya.
Dikutip dari catatan Nile FM, tercatat total sepuluh ilmuwan dan jutawan meninggal dunia usai terlibat dengan pembongkaran makam Tutankhamun. Rentetan kejadian ini akhirnya memunculkan narasi kutukan Firaun yang menghantui siapa pun yang berani mengusik makam kuno tersebut. Cerita-cerita mistis pun menyebar luas melalui media masa itu.
Namun, menurut dokumenter Channel 4, cerita kutukan tersebut justru hanyalah hasil rekayasa. Dalam wawancara dengan Profesor Said Ikram dari American University di Kairo, dijelaskan bahwa media memainkan peran besar dalam membentuk opini publik. Saat itu, Carter memberikan hak eksklusif pemberitaan kepada The Times, yang memicu kemarahan media lain seperti Daily Mail.
Akibat keputusan tersebut, Arthur Weigall dari Daily Mail mencoba menciptakan narasi baru. Ia meledek Lord Carnarvon saat pembukaan makam dengan ucapan sarkastik bahwa sang bangsawan akan meninggal dalam enam minggu. Ucapan itu jadi kenyataan, dan dari situlah kisah kutukan mulai digembar-gemborkan oleh media sebagai strategi pemberitaan yang sensasional.
Menurut produser sejarah BBC, Ella Al Shamahi, kematian Lord Carnarvon justru menjadi ladang emas bagi media cetak. Cerita kutukan Tutankhamun menjadi berita utama di mana-mana, dan masyarakat yang menyukai hal-hal mistis langsung menelan mentah-mentah kisah tersebut. Meskipun begitu, sebagian besar orang yang terlibat dalam ekspedisi itu tetap hidup dalam waktu lama.
Salah satu bukti bahwa kutukan hanyalah sensasi media adalah Howard Carter sendiri yang wafat pada usia 64 tahun, pada 2 Maret 1939—16 tahun setelah membuka makam. Bahkan, hewan peliharaannya, seekor burung kenari, disebut sebagai korban kutukan, menunjukkan betapa absurditas cerita ini makin menjadi-jadi demi kepentingan pemberitaan.