Ruang Mistis – Watu Umpu yang terletak di Lampung Tengah dikenal sebagai daerah penuh misteri. Sejumlah warga menyebut kawasan ini memiliki aura gaib. Terlebih saat bulan purnama, kejadian aneh sering terjadi. Salah satunya adalah suara-suara aneh yang terdengar dari arah hutan. Suara ini tak seperti suara binatang biasa. Getarannya membuat bulu kuduk berdiri. Tak jarang warga memilih tidak keluar rumah ketika bulan bulat sempurna menggantung di langit.
“Baca Juga : Pertumbuhan Kredit BNI Capai 10% di Kuartal Pertama 2025”
Warga setempat menyebut suara itu terdengar seperti rintihan. Kadang seperti jeritan pelan. Kadang berubah menjadi bunyi denting logam. Namun tak ada satu pun yang bisa menunjukkan dari mana sumbernya. Bahkan ketika dicari menggunakan senter atau lampu, tak ditemukan apa-apa. Beberapa warga yang penasaran mencoba merekam suara itu. Tapi hasil rekamannya justru kosong atau rusak. Hal ini membuat mereka yakin ada unsur gaib di balik peristiwa itu.
Cerita tentang suara misterius ini sudah lama beredar. Para sesepuh desa mengatakan Watu Umpu adalah tempat pertapaan kuno. Konon dahulu ada seseorang yang gagal menyelesaikan lelaku dan akhirnya menghilang. Rohnya dipercaya masih bersemayam di kawasan itu. Ia dipercaya menampakkan diri dalam bentuk suara saat bulan purnama. Tradisi masyarakat masih menjaga penghormatan terhadap tempat itu. Mereka percaya, tidak boleh sembarangan bicara atau tertawa keras di sekitar lokasi.
“Simak juga: Ritual Rahasia di Balik Babi Ngepet yang Akhirnya Terungkap”
Sebagian pemuda desa mencoba mencari penjelasan rasional. Mereka membawa alat perekam dan sensor getaran. Mereka juga menghubungi komunitas pecinta astronomi untuk mencocokkan dengan siklus bulan. Tapi hingga kini belum ada penjelasan ilmiah yang masuk akal. Suara itu tetap muncul tanpa pola yang pasti. Bahkan kadang muncul dua malam berturut-turut. Meski begitu, mereka tetap berusaha terbuka pada kemungkinan logis. Namun tetap menjaga etika adat agar tak menyinggung penghuni gaib.
Seorang pendaki asal Bandar Lampung pernah berkemah di dekat Watu Umpu. Ia mengaku mendengar suara seperti orang menyapu dedaunan. Ketika ia menyalakan lampu, tidak ada siapa-siapa. Suara itu berhenti tiba-tiba. Lalu terdengar ketukan halus seperti pada kayu. Ketika pagi tiba, ia menemukan bekas jejak seperti telapak tangan di luar tenda. Namun tidak seperti tangan manusia biasa. Jejaknya panjang dan dalam, seperti tertancap kuat. Pengalaman itu membuatnya tidak ingin kembali ke sana.
Beberapa paranormal yang diundang untuk menelusuri kawasan itu memberikan pendapat berbeda. Ada yang menyebut tempat itu memiliki pusaran energi. Ada juga yang percaya itu adalah tempat bersemayam makhluk penjaga. Salah satu praktisi supranatural bahkan menyarankan agar lokasi itu dijadikan tempat meditasi khusus. Namun warga menolaknya karena khawatir mengundang hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka memilih tetap menjaga batasan dan menjauhi lokasi saat malam purnama.
Karena kepercayaan yang mengakar, banyak warga mengubah aktivitas saat bulan purnama. Pertemuan RT atau kegiatan malam biasanya ditunda. Anak-anak juga dilarang bermain di luar rumah. Warga memilih mengunci pintu lebih awal dan menghidupkan lampu terang. Mereka percaya bahwa cahaya dapat menangkal gangguan makhluk halus. Kegiatan ronda malam tetap dilakukan, tapi dengan anggota terbatas. Tak jarang petugas ronda membawa kitab suci sebagai bentuk perlindungan.
Beberapa pihak luar melihat potensi wisata horor dari cerita ini. Namun warga menolak gagasan tersebut. Mereka takut lokasi yang dianggap keramat akan ternoda. Selain itu, mereka tak ingin tragedi terjadi akibat tindakan sembarangan. Beberapa turis yang mencoba menginap pernah mengalami mimpi buruk. Bahkan ada yang jatuh sakit tiba-tiba setelah kembali. Warga menganggap ini sebagai peringatan agar tidak menjadikan tempat itu sebagai objek hiburan. Mereka tetap ingin menjaga Watu Umpu sebagai wilayah yang dihormati.