Misteri Makam Tua di Eks Pabrik Gula Ceper Klaten
Ruang Mistis – Keberadaan makam tua di area bekas Pabrik Gula Ceper, Klaten, menyimpan jejak sejarah yang penuh misteri. Di lokasi ini, terdapat dua makam yang cukup menarik perhatian, yakni makam Belanda dan makam Jawa, keduanya menyimpan kisah dari masa lalu industri gula di Indonesia.
Penemuan makam tua ini pertama kali muncul ke publik pada 27 Desember 2015 melalui unggahan akun Facebook bernama Roemah Toea. Unggahan tersebut memperlihatkan foto makam yang berada di kompleks bekas Pabrik Gula Ceper. Lokasinya berada di sisi timur Kota Klaten, dan sejak krisis ekonomi 1997-1998, pabrik ini berhenti beroperasi. Kini, bangunan pabrik dan rumah dinasnya tertutup untuk umum.
Baca Juga : Warga RI Mulai Kesulitan Bayar Cicilan Mobil
Di kawasan utara pabrik, tepatnya di Desa Pason, terdapat dua kompleks pemakaman. Pemakaman pertama merupakan campuran antara makam Belanda dan makam Jawa. Beberapa makam Belanda tampak masih terawat, sementara lainnya telah hilang akibat penjarahan. Salah satu makam bahkan sempat dirusak, namun hanya bagian marmer nisannya yang terbuka sebagian.
Sementara itu, pemakaman kedua khusus digunakan untuk makam orang Belanda. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pemakaman pertama. Beberapa makam di area ini tampak lebih terjaga, kemungkinan besar karena masih dirawat oleh keturunan atau pihak tertentu yang memiliki hubungan sejarah dengan mereka.
Menurut catatan Espos, industri gula di Jawa mencapai puncak kejayaannya antara tahun 1894 hingga 1932. Pada masa itu, Jawa menjadi salah satu produsen gula terbesar di dunia. Wilayah Soloraya, tempat Pabrik Gula Ceper berada, memainkan peran penting dalam rantai distribusi tersebut. Gula dari sini memenuhi kebutuhan pasar lokal hingga ekspor.
Pabrik Gula Ceper adalah salah satu dari 15 pabrik gula yang berdiri di Soloraya sejak 1898. Jumlah ini bahkan meningkat menjadi 16 pabrik pada tahun 1931. Buku Archief voor de Java Suikerindustrie mencatat data penting seputar produksi gula di wilayah ini. Keberadaan pabrik-pabrik ini membawa perubahan besar pada wajah perekonomian setempat, khususnya pada masa kolonial.
Kini, dua makam tua di bekas area Pabrik Gula Ceper menjadi saksi bisu perubahan zaman. Mereka bukan hanya sekadar tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga pengingat akan kejayaan masa lalu. Di tengah modernisasi yang terus berlangsung, kisah dari balik makam tua ini mengajak masyarakat untuk tak melupakan sejarah.