Film "Petaka Gunung Gede"
Ruang Mistis – Gunung Gede, salah satu destinasi pendakian favorit di Jawa Barat, ternyata menyimpan kisah menyeramkan yang telah menginspirasi sebuah film horor berjudul Petaka Gunung Gede. Film ini bukan sekadar fiksi, melainkan diangkat dari pengalaman nyata yang sempat viral di kalangan pendaki dan pengguna media sosial. Kisah itu berasal dari pengalaman mistis dua sahabat, Maya dan Ita, yang terjadi sekitar tahun 2007.
Maya dan Ita adalah dua sahabat yang saat itu memutuskan untuk ikut mendaki Gunung Gede bersama sekelompok teman saat masa liburan. Awalnya, perjalanan mereka berjalan seperti pendakian pada umumnya. Namun, tanpa disangka, ada satu hal yang mengundang petaka: Ita sedang dalam kondisi menstruasi. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin terdengar biasa. Tetapi di dunia pendakian, khususnya di lokasi yang dikenal angker seperti Gunung Gede, ini dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap pantangan tak tertulis yang diyakini secara spiritual.
“Baca juga: Direktur RS Indonesia di Gaza Gugur, Suasana Pemakaman Penuh Haru“
Setelah melakukan pendakian beberapa jam, Ita mulai menunjukkan gejala kelelahan yang tak wajar. Bukan hanya itu, ia juga mulai mengalami gangguan seperti kesurupan, berteriak histeris, dan kehilangan kesadaran. Kondisi Ita semakin memburuk dari waktu ke waktu, meskipun Maya dan tim pendaki lainnya sudah berusaha memberikan bantuan semampunya.
Pada malam hari, gangguan semakin intens. Suara-suara aneh terdengar dari balik pepohonan, bahkan beberapa anggota tim mengaku melihat sosok bayangan hitam yang mengelilingi tenda mereka. Maya yang saat itu tetap siaga di samping sahabatnya mencoba berdoa dan meminta pertolongan, namun suasana makin tidak kondusif.
Keesokan harinya, Maya dan rombongan memutuskan untuk segera menurunkan Ita ke bawah. Namun sayangnya, sebelum sempat mencapai basecamp, Ita meninggal dunia. Kejadian ini membuat rombongan syok berat, terlebih Maya yang menyaksikan langsung perjuangan sahabatnya bertahan dari gangguan supranatural tersebut.
Kisah ini kemudian viral setelah Maya menceritakannya dalam sebuah tulisan panjang yang beredar luas di forum-forum pendaki dan media sosial. Tulisan tersebut bukan hanya memaparkan tragedi, tetapi juga menyiratkan betapa pentingnya menghormati adat dan pantangan lokal saat mendaki gunung.
Karena viralitasnya dan kekuatan emosional dari cerita tersebut, rumah produksi Starvision memutuskan untuk mengadaptasi kisah ini menjadi film layar lebar. Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dan ditulis oleh Upi Avianto, film Petaka Gunung Gede dirilis pada Februari 2025.
Dalam film tersebut, karakter Maya diperankan oleh Arla Ailani, sementara Adzana Ashel memerankan Ita. Film ini tak hanya menyajikan elemen horor, tapi juga menyentuh sisi emosional tentang persahabatan dan rasa bersalah. Penonton pun diajak merenung tentang batas antara dunia nyata dan dunia gaib yang kerap kali hadir di lokasi-lokasi sakral seperti Gunung Gede.
Dari kisah nyata ini, terselip pesan kuat tentang pentingnya etika dalam mendaki gunung. Bukan hanya mempersiapkan fisik dan logistik, tetapi juga menjaga sikap dan menghormati kepercayaan lokal. Gunung bukan hanya sekadar destinasi wisata alam, tetapi juga tempat yang memiliki nilai spiritual tinggi bagi sebagian masyarakat.