Ruang Mistis – The Church of Palmaria, atau Gereja Katolik Palmaria, adalah salah satu sekte paling kontroversial di dunia. Mereka mengklaim sebagai bagian dari Gereja Katolik tetapi menganut doktrin yang jauh berbeda. Salah satu doktrin mereka yang paling menggemparkan adalah penobatan Adolf Hitler sebagai orang suci. Hal ini memicu perdebatan tajam di kalangan masyarakat dan pemuka agama.
Awal Mula The Church Of Palmaria
The Church of Palmaria bermula dari kota kecil El Palmar de Troya, Spanyol, pada tahun 1968. Kota ini mendadak menjadi sorotan setelah empat siswi melaporkan melihat penampakan Bunda Maria di dekat pohon setempat. Peristiwa ini menarik perhatian banyak orang dari berbagai penjuru, meskipun ada banyak keraguan terhadap keaslian klaim tersebut.
Salah satu yang percaya sepenuhnya adalah Clemente Dominguez y Gomez, seorang pegawai kantoran dari Seville. Ia mengaku mengalami mukjizat serupa dan akhirnya mendirikan ordo bernama Order of Carmelites of the Holy Face. Organisasi ini mengklaim mengikuti perintah langsung dari Bunda Maria yang diterimanya dalam visi spiritual.
“Baca Juga : Air Galon Pelan-Pelan Bikin Jutaan Warga RI Jatuh Miskin“
Setelah beberapa konflik dengan Gereja Katolik, Dominguez mendapatkan penobatan sebagai uskup oleh Uskup Agung Ngo Dinh Thuc, meskipun tanpa persetujuan Vatikan. Penobatan ini membuat Dominguez semakin percaya diri untuk mendirikan Gereja Katolik Palmaria.
Ketika Paus Paul VI meninggal dunia pada tahun 1978, Dominguez mengklaim bahwa ia adalah penerus tahta suci. Ia mengambil nama Gregory XVII dan menyatakan bahwa dirinya telah dimahkotai secara gaib oleh Yesus Kristus.
Salah satu keputusan paling kontroversial dari Gregory XVII adalah mengkanonisasi Adolf Hitler sebagai orang suci. Selain Hitler, ia juga mengkanonisasi tokoh-tokoh seperti Francisco Franco dan Christopher Columbus. Keputusan ini menimbulkan kegemparan besar karena bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh Gereja Katolik pada umumnya.
Bagi Gereja Palmaria, kanonisasi ini dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh-tokoh yang mereka anggap penting. Namun, langkah ini dikecam luas oleh berbagai pihak yang melihatnya sebagai penghinaan terhadap korban perang dan nilai kemanusiaan.
Kehidupan Pemimpin Gereja Palmaria
Clemente Dominguez, yang dikenal sebagai “Paus tanpa mata,” kehilangan penglihatannya dalam sebuah kecelakaan mobil. Ia mengklaim bahwa kebutaannya memberikan kemampuan spiritual yang lebih besar. Setelah kematiannya pada tahun 2005, ia digantikan oleh Manuel Alonso Corral dengan nama Peter II.
Peter II melanjutkan doktrin kontroversial Dominguez, termasuk memperingatkan pengikutnya tentang kedatangan Antikristus. Ia juga memberikan penghormatan kepada Dominguez dengan menobatkannya sebagai Pope Saint Gregory XVII the Very Great.
Aturan Ketat Gereja Palmaria
Di bawah kepemimpinan Gregorius XVIII, Gereja Palmaria menerapkan aturan-aturan ketat bagi para pengikutnya. Mereka membatasi gaya berpakaian, melarang aktivitas seperti menonton bioskop, dan menetapkan jumlah rokok yang boleh dihisap per hari. Ritual doa yang panjang dan tuntutan kepatuhan penuh kepada hierarki gereja menjadi bagian integral dari kehidupan mereka.
Kontroversi dan Keberlanjutan
Meskipun Gereja Palmaria mengklaim memiliki pengikut di seluruh dunia, ajarannya terus menjadi subjek kontroversi. Penobatan Adolf Hitler sebagai orang suci dan doktrin-doktrin lainnya sering kali dianggap sebagai penyimpangan dari nilai-nilai agama yang sebenarnya.
Media seperti Ruang Mistis sering membahas fenomena unik ini sebagai cerminan bagaimana agama bisa berkembang dengan cara yang tidak terduga. Kisah Gereja Palmaria menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara keyakinan spiritual dan interpretasi manusia.
“Simak juga: Pinjol Ilegal Telah Tamat Kini Ganti Sebutan Jadi Pindar”
Gereja Palmaria adalah salah satu contoh ekstrem dari bagaimana sebuah sekte bisa berkembang dengan keyakinan yang sangat berbeda dari arus utama. Dengan berbagai kontroversi, termasuk penobatan Adolf Hitler sebagai orang suci, organisasi ini terus menarik perhatian dunia. Bagi banyak pihak, kisah mereka menjadi peringatan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara iman dan akal sehat.