Ruang Mistis – Gunung Kepala Naga kembali menjadi sorotan publik setelah muncul fenomena cahaya merah misterius. Cahaya tersebut tampak jelas dari jarak beberapa kilometer. Penduduk setempat menyebut ini bukan pertama kalinya cahaya itu muncul. Namun, kemunculannya kali ini lebih terang dan berlangsung lebih lama. Banyak yang mengabadikannya lewat video dan foto. Beberapa warga bahkan mengaku melihat bentuk naga di balik cahaya. Fenomena ini terjadi pada malam hari sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Tidak ada suara aneh terdengar, hanya langit yang mendadak memerah. Kejadian ini langsung ramai dibicarakan di media sosial. Tagar #KepalaNaga langsung masuk jajaran trending nasional. Spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyebut ini pertanda bencana. Sebagian lain mengaitkan dengan aktivitas gaib atau legenda lokal.
Gunung ini sudah lama dikenal sebagai tempat sakral oleh masyarakat sekitar. Dalam cerita turun-temurun, gunung dipercaya sebagai tempat bersemayamnya naga penjaga. Konon, naga ini hanya muncul saat terjadi ketidakseimbangan alam. Ada pula cerita bahwa gunung ini menyimpan gerbang dimensi lain. Legenda mengatakan naga akan menunjukkan tanda berupa cahaya merah. Tanda ini menjadi peringatan bagi manusia untuk kembali menjaga alam. Masyarakat adat rutin mengadakan upacara penghormatan. Mereka percaya bahwa mengabaikan ritual bisa mendatangkan malapetaka. Beberapa warga bahkan enggan melewati jalur sekitar gunung setelah matahari terbenam. Cerita-cerita ini terus hidup di tengah modernisasi yang merambah desa-desa sekitar gunung.
“Baca Juga : Farel Tarek Kupas Mitos Keraton Gaib Gunung Merapi di YouTube”
Kamera warga berhasil merekam cahaya merah itu selama hampir 15 menit. Dalam video, cahaya tampak muncul dari celah batu besar di sisi barat gunung. Warnanya tidak seperti lampu biasa, lebih mirip pijaran magma namun tanpa asap. Tidak ada suara letusan atau getaran tanah. Tim peneliti yang sempat datang ke lokasi tidak menemukan sisa kebakaran atau material terbakar. Ini membuat warga semakin percaya bahwa fenomena tersebut bukan kejadian biasa. Beberapa bahkan menyebut melihat bayangan besar melintas di langit. Sayangnya, belum ada dokumentasi resmi dari pemerintah terkait hal ini.
Beberapa ilmuwan mulai angkat bicara untuk menanggapi peristiwa ini. Mereka menduga cahaya berasal dari pantulan gas alam di bawah tanah. Kemungkinan lain adalah aktivitas elektrostatik akibat perubahan tekanan udara ekstrem. Fenomena ini disebut “earth light” dan jarang terjadi. Namun, belum ada studi pasti mengenai lokasi Gunung Kepala Naga. Beberapa ilmuwan juga menyatakan kemungkinan adanya celah vulkanik kecil. Gas panas bisa naik ke permukaan dan memicu cahaya saat bersentuhan dengan oksigen. Meski demikian, data pendukung masih sangat terbatas. Pemerintah daerah pun belum menunjuk tim ahli untuk menyelidiki.
“Simak juga: BPJS Sandra Dewi Ditanggung APBD, Apa Saja Tanggapannya?”
Tokoh adat segera menggelar ritual khusus sehari setelah kejadian. Mereka membawa sesajen dan membakar kemenyan di kaki gunung. Warga diimbau tidak mendekati lokasi hingga ritual selesai. Dalam ritual tersebut, tokoh adat membacakan mantra yang dipercaya untuk menenangkan naga. Masyarakat sekitar sangat menghormati proses ini. Banyak yang percaya bahwa cahaya adalah bentuk komunikasi dari makhluk penjaga gunung. Bahkan beberapa sekolah di desa menunda kegiatan lapangan. Kepala desa menyatakan pentingnya menghormati kepercayaan lokal. Ini demi menjaga harmoni antara manusia dan alam.
Setelah video cahaya merah tersebar luas, muncul banyak teori konspirasi. Ada yang menyebut gunung itu markas rahasia militer. Beberapa pengguna TikTok menduga adanya eksperimen energi di bawah tanah. Konten bertema alien dan dimensi lain pun bermunculan. Sebagian netizen membuat kompilasi peristiwa serupa di tempat lain. Mereka mencoba menghubungkan fenomena dengan peristiwa aneh lainnya. Muncul juga akun-akun baru yang mengaku memiliki “informasi dalam”. Beberapa video telah ditonton jutaan kali hanya dalam dua hari. Hal ini memperkuat atmosfer misteri yang menyelimuti gunung tersebut.
Media besar mulai mengangkat berita Gunung Kepala Naga sebagai headline. Wartawan dari luar daerah datang untuk meliput langsung. Salah satu media Jepang bahkan menurunkan tim dokumenter. Mereka tertarik pada perpaduan antara mitos dan gejala alam. Laporan khusus ditayangkan di jam utama televisi nasional. Wartawan mencoba naik ke gunung, tapi dilarang oleh warga adat. Hal ini justru menambah kesan misterius tempat tersebut. Pemerintah setempat menyarankan agar semua pihak menunggu hasil investigasi resmi. Namun hingga kini, belum ada informasi tambahan dari lembaga geologi nasional.
Meski masih diselimuti misteri, beberapa pihak melihat peluang wisata. Agen perjalanan mulai membuat paket tur ke kaki Gunung Kepala Naga. Mereka mempromosikan wisata malam untuk menyaksikan “langit merah”. Beberapa hotel lokal menawarkan penginapan dengan tema naga. Produk suvenir bertema naga mulai dijual di pasar desa. Namun, tokoh adat memperingatkan agar komersialisasi tidak mengganggu kesakralan. Mereka berharap wisatawan tetap menghormati batas-batas adat. Pemerintah daerah berencana membuat regulasi wisata mistis yang etis. Ini demi menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan pertumbuhan ekonomi.
Universitas terdekat mulai menunjukkan ketertarikan untuk meneliti fenomena ini. Beberapa dosen dari jurusan geofisika dan antropologi telah mengajukan proposal pendanaan. Tujuannya untuk memahami interaksi antara mitos, kepercayaan masyarakat, dan gejala alam. Mereka berencana memasang alat pemantau di sekitar gunung. Penelitian ini juga akan melibatkan mahasiswa dan tokoh adat sebagai narasumber. Diharapkan hasil riset ini bisa menjadi referensi nasional. Sebab perpaduan ilmu dan budaya bisa memberikan pemahaman lebih utuh.