Ruang Mistis – Sebuah penemuan mengejutkan terjadi di lereng pegunungan Kendeng, Jawa Tengah. Candi Watu Genuk yang selama ini dianggap sebagai reruntuhan biasa, ternyata menyimpan kisah yang lebih dalam. Penelitian arkeologi terbaru mengungkap adanya lorong tersembunyi di bawah struktur utama. Lorong itu dipenuhi ukiran simbol-simbol kuno yang belum terpecahkan. Selain itu, warga sekitar mengaku sering mencium aroma kemenyan tanpa sumber jelas. Fenomena ini memunculkan spekulasi tentang keberadaan kekuatan gaib yang menjaga tempat suci tersebut. Candi ini diyakini berasal dari abad ke-9 dan dibangun oleh kerajaan lokal yang belum banyak diketahui. Keberadaannya mulai ramai dibicarakan setelah seorang petani menemukan patung kecil di sela-sela bebatuan. Penemuan itu memicu penggalian dan riset yang lebih intensif dari para arkeolog. Kini, Candi Watu Genuk tak hanya menjadi situs sejarah, tapi juga destinasi wisata spiritual.
Candi Watu Genuk terletak di tengah hutan yang dulunya merupakan permukiman kuno. Arkeolog menemukan sisa-sisa tembikar, tulang hewan, serta pecahan gerabah di sekitar lokasi. Berdasarkan analisis karbon, artefak ini berasal dari abad ke-9 hingga ke-10. Namun tak ada catatan tertulis tentang kerajaan yang membangunnya. Ini membuat para sejarawan berpikir keras soal asal-usulnya. Salah satu teori menyebutkan bahwa candi ini dibangun oleh kelompok penganut animisme yang berpindah keyakinan ke Hindu. Namun pengaruh Buddha juga terlihat dari bentuk stupa kecil di bagian belakang situs. Semua elemen itu menunjukkan adanya percampuran budaya dan kepercayaan. Inilah yang membuat Candi Watu Genuk menjadi misteri arkeologis yang unik di Indonesia.
“Baca Juga : Batu Goong Ciamis: Suara Gamelan yang Mombasa Keberuntungan”
Di dalam lorong tersembunyi, para peneliti menemukan ukiran berbentuk wajah manusia dengan mata tertutup. Ukiran ini diapit dua ular melingkar. Menurut pakar simbol kuno, bentuk ini mengacu pada konsep pelindung alam semesta. Beberapa warga percaya ukiran tersebut adalah penjaga portal spiritual. Masyarakat sekitar masih rutin menggelar ritual setiap malam Jumat Kliwon. Mereka membawa sesajen berupa bunga tujuh rupa, dupa, serta air kelapa muda. Ritual ini dimaksudkan untuk menghormati leluhur dan menjaga keseimbangan energi. Tak sedikit pengunjung yang mengaku merasakan hawa dingin atau mencium aroma kemenyan meski tak ada pembakaran. Fenomena itu makin memperkuat keyakinan akan keberadaan makhluk halus di situs ini.
Menurut cerita warga tua, Candi Watu Genuk dibangun oleh seorang pertapa bernama Resi Genuk. Ia dikenal memiliki kesaktian tinggi dan mampu berbicara dengan makhluk halus. Resi Genuk konon menghilang secara misterius setelah menyelesaikan candi tersebut. Sejak saat itu, muncul mitos bahwa ia berubah menjadi penjaga tak kasatmata. Setiap malam tertentu, warga mengaku mendengar suara gamelan halus dari arah candi. Namun saat didekati, suara itu menghilang begitu saja. Cerita lain menyebutkan bahwa ada jalur bawah tanah yang menghubungkan candi ini dengan gua di Gunung Muria. Namun belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
“Simak juga: Xiaomi Redmi Note 14 Dirilis, Spek Kamera Mirip Pendahulunya?”
Dalam beberapa tahun terakhir, Candi Watu Genuk mulai dilirik sebagai destinasi wisata alternatif. Banyak wisatawan yang datang tidak hanya untuk belajar sejarah, tapi juga merasakan atmosfer spiritual. Pemerintah desa mulai membangun fasilitas dasar seperti jalan setapak dan papan informasi. Namun mereka tetap menjaga keaslian lokasi agar tidak kehilangan nuansa sakralnya. Beberapa biro wisata bahkan menawarkan paket meditasi di lokasi candi saat matahari terbit. Aktivitas ini menarik minat komunitas spiritual dan pecinta meditasi dari luar daerah. Namun pengunjung diimbau untuk menjaga sikap sopan dan tidak berbicara sembarangan selama berada di lokasi. Warga percaya, siapa pun yang tak menghormati energi leluhur akan mendapat teguran dalam bentuk mimpi atau gangguan lainnya.