Ruang Mistis – Hantu Popo , atau Poppo, adalah makhluk gaib dalam cerita rakyat di Sulawesi Selatan. Ia digambarkan sebagai sosok menyeramkan yang kerap muncul di malam hari, terutama di hutan atau tempat sunyi. Penampakannya sering menyerupai manusia, namun dengan aura mencekam yang membuat bulu kuduk merinding. Nama “Popo” mungkin terdengar asing, tetapi kisahnya telah lama menjadi bagian dari budaya lokal.
Popo bukan berasal dari kitab kuno, melainkan lahir dari cerita turun-temurun. Banyak yang percaya ia dulunya manusia yang meninggal tragis, lalu gentayangan karena dendam atau arwahnya belum tenang. Kisah ini menunjukkan bagaimana masyarakat menjelaskan hal-hal gaib yang tak dapat dijelaskan logika.
“Baca Juga : Imam Bonjol, Jihad dan Persatuan di Padang”
Penampakan Popo biasanya didahului hawa dingin, suara lirih seperti bisikan angin, dan bayangan gelap. Saksi mata sering melihat mata merah menyala atau sosok samar di kejauhan. Beberapa menyebut Popo bisa muncul tiba-tiba dan menghilang tanpa jejak, menambah kesan misterius.
Warga yang tinggal dekat hutan mengaku pernah mengalami kejadian aneh—mulai dari suara langkah tanpa sosok, hingga hilangnya orang tanpa penjelasan. Kisah semacam ini memperkuat keyakinan bahwa Popo bukan sekadar mitos, melainkan bagian dari realitas spiritual masyarakat.
“Baca Juga : Kisah Interaksi Rasulullah dengan Kaum Yahudi dan Umrah Wada”
Legenda Popo punya nilai sosial: ia jadi simbol kehati-hatian. Cerita ini sering dijadikan peringatan agar tidak sembarangan keluar malam atau ke tempat angker. Dalam budaya lokal, Popo adalah bentuk kontrol sosial dan bagian dari identitas kultural.
Di era digital, banyak yang skeptis terhadap kisah seperti Popo. Mereka menilai fenomena ini bisa dijelaskan secara psikologis atau optik. Namun, dari sisi budaya, legenda seperti Popo tetap relevan. Ia jadi cermin ketakutan kolektif dan kebutuhan manusia memahami yang tidak terlihat.