Hantu Bintaro: Bayangan Korban Tragedi Kereta yang Tak Pernah Tenang
Ruang Mistis – Peristiwa kolosal tabrakan kereta di Bintaro pada Oktober 1987 meninggalkan luka mendalam. Hingga kini, cerita penampakan arwah para korban masih terus bergema di rel Bintaro—menjadi legenda urban yang jelas dari sejarah maupun dunia gaib.
Pada 19 Oktober 1987, dua kereta commuter bertabrakan di lintasan antara Pondok Betung dan Sudimara, menewaskan 139 penumpang serta melukai ratusan orang. Hingga hari ini, lokasi kecelakaan dikenal sebagai titik angker, menyimpan ingatan tragis dan kehadiran gaib yang dilaporkan berulang kali.
Setelah tragedi itu, sejumlah warga dan pekerja rel mengaku menyaksikan sosok bayangan dengan pakaian kumal dan berlumur darah. Bahkan, ada yang mengklaim melihat arwah berjalan di sekitar rel saat malam bertambah sunyi. Cerita ini terus berkembang dari mulut ke mulut hingga kini menjadi bagian kuat dari folklore lokal.
Legenda ini tidak hanya hidup di cerita rakyat. Grup musik Tanah Air seperti Iwan Fals dan Ebiet G. Ade menulis lagu untuk mengenang tragedi Bintaro. Tak hanya nasional, kisah horor ini juga disorot di podcast internasional sebagai salah satu kisah seram nyata dari Indonesia.
Tidak hanya arwah pejalan kaki, beberapa orang bahkan melaporkan suara peluit kereta melintas tanpa ada kereta fisik di rel. Hingga ada tudingan muncul kereta hantu yang menjejaki rel setelah malam turun, menambah lapisan misteri pada kisah ini.
Cerita hantu di Bintaro sebenarnya adalah jejak sejarah sekaligus manifestasi kolektif duka. Mereka menyadarkan kita bahwa tragedi tidak sekadar hilang lewat waktu. Dalam banyak kesempatan, kisah ini justru memperkuat narasi akan pentingnya menjaga memori dan refleksi—bahkan dalam bentuk horor yang menyeramkan.