Ruang Mistis – Bagi masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, nama Palasik sudah tidak asing lagi. Makhluk ini digambarkan sebagai sosok jadi-jadian yang sangat ditakuti karena dikenal sebagai pemburu bayi. Cerita tentang Palasik bukan sekadar legenda, tetapi dipercaya benar-benar ada oleh sebagian masyarakat setempat. Konon, Palasik adalah manusia yang mempraktikkan ilmu hitam tingkat tinggi, dan akibatnya berubah menjadi makhluk menyeramkan dengan hasrat mengerikan: memangsa bayi, baik yang masih di dalam kandungan maupun yang baru lahir.
Legenda ini terus hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi, membawa nuansa mistis yang melekat kuat di tengah masyarakat Minangkabau. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap lebih dalam tentang misteri Palasik, asal-usulnya, dan mengapa makhluk ini begitu ditakuti.
“Baca juga : Presiden Prabowo Subianto Tegaskan, Tak Dukung Program Gizi? Silakan Keluar dari Pemerintahan.“
Dalam mitologi Minangkabau, Palasik adalah makhluk jadi-jadian yang memiliki kekuatan gaib dan sering diasosiasikan dengan ilmu hitam. Berbeda dengan hantu-hantu lainnya, Palasik bukanlah roh gentayangan, melainkan manusia yang telah menjalani ritual khusus untuk mendapatkan kemampuan supranatural. Namun, kekuatan yang mereka peroleh bukan tanpa konsekuensi, karena mereka harus menanggung kutukan untuk memangsa bayi.
Palasik diyakini dapat melepaskan bagian kepalanya, lengkap dengan organ dalam seperti jantung dan paru-paru yang menggantung, untuk terbang mencari mangsa. Sosok mengerikan ini biasanya muncul di malam hari, mencari bayi yang sakit atau lemah sebagai sasarannya. Dalam kepercayaan masyarakat, bayi yang terkena pengaruh Palasik bisa mendadak sakit parah atau bahkan meninggal tanpa sebab yang jelas.
Cerita tentang Palasik telah ada sejak lama dan berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau. Makhluk ini dipercaya berasal dari orang-orang yang mempraktikkan ilmu hitam dan sihir kuno. Mereka yang menjadi Palasik biasanya didorong oleh hasrat untuk memperoleh kekuatan luar biasa, tetapi dengan harga yang sangat mahal.
Dalam legenda, seseorang dapat menjadi Palasik melalui ritual ilmu hitam yang sangat kompleks. Mereka yang ingin mempelajari ilmu ini harus menjalani berbagai tahapan, termasuk menguasai mantra dan ajian tertentu. Setelah berhasil, mereka akan memiliki kemampuan untuk berubah menjadi Palasik. Namun, ritual ini juga membawa kutukan: Palasik akan terus-menerus merasa lapar dan hanya bisa dipuaskan dengan memangsa bayi.
Palasik dikenal memiliki berbagai kemampuan gaib, termasuk kemampuan untuk terbang dengan hanya menggunakan bagian kepala. Mereka sering bersembunyi di tempat-tempat gelap seperti pohon besar, kuburan, atau atap rumah untuk mengintai mangsanya. Selain itu, Palasik diyakini bisa mengeluarkan energi negatif yang dapat menyebabkan bayi sakit atau meninggal secara mendadak.
Di Minangkabau, banyak cerita menyeramkan tentang Palasik yang terus diceritakan hingga kini. Cerita-cerita ini biasanya dihubungkan dengan peristiwa bayi yang mendadak jatuh sakit atau meninggal dunia tanpa sebab medis yang jelas. Masyarakat setempat percaya bahwa bayi tersebut telah menjadi korban Palasik.
Salah satu cerita yang sering diceritakan adalah tentang seorang bayi yang mendadak mengalami demam tinggi dan tidak kunjung sembuh meski sudah dibawa ke dokter. Menurut cerita keluarga, kondisi bayi tersebut semakin memburuk pada malam hari. Setelah beberapa malam, seorang tetua adat menyarankan untuk melakukan ritual penangkal Palasik. Anehnya, setelah ritual itu dilakukan, kondisi bayi tersebut berangsur membaik. Keluarga tersebut yakin bahwa bayi mereka memang menjadi sasaran Palasik.
Ada pula cerita dari masyarakat yang mengaku pernah melihat penampakan Palasik. Menurut mereka, Palasik muncul dalam bentuk kepala manusia yang melayang di udara, dengan mata yang menyala merah. Beberapa saksi juga melaporkan adanya suara aneh seperti gemerisik daun di malam hari atau suara desis yang tidak wajar. Setelah penampakan itu, biasanya ada bayi yang mendadak sakit di desa tersebut, yang diyakini sebagai ulah Palasik.
Karena kuatnya kepercayaan akan adanya Palasik, masyarakat Minangkabau memiliki berbagai cara tradisional untuk melindungi bayi dari serangan Palasik. Berikut beberapa langkah yang sering dilakukan:
Salah satu cara tradisional untuk menolak Palasik adalah dengan menggantung daun pandan atau bawang putih di pintu atau jendela. Benda-benda ini dipercaya dapat menolak energi negatif dan melindungi rumah dari gangguan makhluk gaib.
Banyak orang tua yang mempercayai bahwa membaca mantra atau doa-doa tertentu dapat mengusir Palasik. Doa tersebut biasanya dibacakan sebelum bayi tidur atau ketika ada tanda-tanda yang dianggap mencurigakan.
Jika bayi sudah terlanjur sakit dan diduga akibat ulah Palasik, maka keluarga biasanya akan memanggil dukun atau ahli spiritual untuk melakukan ritual pengusiran. Ritual ini bertujuan untuk mengusir energi negatif yang mengganggu bayi.
Kepercayaan tentang Palasik tidak hanya memperkaya budaya dan tradisi lisan Minangkabau, tetapi juga mencerminkan cara pandang masyarakat tentang dunia mistis dan hal-hal gaib. Cerita tentang Palasik berfungsi sebagai peringatan bagi para orang tua untuk menjaga anak-anak mereka dengan lebih baik, sekaligus menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
Mitos Palasik turut mempengaruhi tradisi pantang larang di Minangkabau, terutama dalam hal perawatan ibu hamil dan bayi. Ada berbagai aturan adat yang harus dipatuhi oleh keluarga yang memiliki bayi, seperti tidak keluar rumah pada malam hari atau tidak membiarkan bayi ditinggal sendirian.
Meskipun sudah memasuki era modern, cerita tentang Palasik tetap hidup di tengah masyarakat. Bahkan, legenda ini sering diangkat dalam film, cerita horor, atau seni pertunjukan sebagai bagian dari upaya melestarikan kebudayaan Minangkabau.