Ruang Mistis – Misteri Gunung Salak, dengan puncaknya yang menjulang setinggi 2.211 meter, terkenal bukan hanya karena keindahan alamnya tetapi juga cerita-cerita mistis yang melekat. Misteri Gunung Salak ini terletak di Jawa Barat dan telah hidup sejak zaman dahulu, termasuk legenda Prabu Siliwangi, yang diyakini menjaga hutan di sekitar Gunung Salak sebagai sosok harimau putih. Misteri Gunung Salak ini semakin terasa ketika para pendaki yang menaklukkan puncaknya sering kali mengalami fenomena mistis, membuat mereka yakin bahwa dunia gaib dan dunia nyata benar-benar berdampingan di gunung ini.
“Baca juga: Akar Pendidikan Itu Pahit, Namun Berbuah Manis – Aristoteles: Apa Makna Ungkapan Ini?”
Prabu Siliwangi, raja terakhir Kerajaan Pajajaran yang terkenal bijaksana dan sakti, konon menghilang secara misterius setelah kejatuhan kerajaannya. Menurut legenda, ia tidak meninggalkan dunia ini seperti manusia biasa, melainkan menjelma menjadi seekor harimau putih yang mendiami hutan-hutan lebat di Gunung Salak. Sosok harimau putih ini dianggap sebagai penjaga hutan, melindungi keseimbangan alam dan dipercaya hanya dapat dilihat oleh mereka yang diberkati.
Banyak pendaki melaporkan pengalaman melihat harimau putih ini di sekitar Puncak Manik, puncak tertinggi Gunung Salak. Keberadaan harimau ini seolah memberi perlindungan bagi para pendaki yang datang dengan niat baik, dan kehadirannya justru membuat mereka merasa damai. Bagi masyarakat setempat, harimau putih adalah simbol Prabu Siliwangi yang masih menjaga alam hingga sekarang.
“Simak juga: Orang Sakit Jadi Sering Ngigau? Ternyata Ini Penyebabnya Menurut Para Ahli!”
Fenomena lain yang sering dialami oleh pendaki Gunung Salak adalah suara gamelan yang terdengar samar-samar di tengah perjalanan. Suara ini dipercaya berasal dari dunia gaib dan merupakan tanda bahwa pendaki mendekati wilayah suci yang hanya dapat dimasuki oleh mereka yang mendapat “izin.” Anehnya, semakin didekati, suara gamelan ini justru semakin menjauh, seolah ada batas yang tidak bisa dilewati oleh sembarang orang. Fenomena suara gamelan menambah kesan bahwa Gunung Salak adalah tempat sakral di mana dunia lain bersinggungan dengan dunia manusia.
Selain suara gamelan, ada pula kisah tentang penampakan sosok nenek tua di tepi tebing. Pendaki melaporkan bahwa nenek ini muncul tiba-tiba dan menyapa mereka dengan senyum ramah. Ia berbicara dalam dialek Jawa yang terdengar aneh bagi yang biasa mendengar bahasa Sunda. Kehadiran nenek ini dianggap sebagai bentuk peringatan atau pesan kepada pendaki, dan dipercaya bahwa ia adalah salah satu penunggu yang menjaga ketenangan dan keamanan di sekitar gunung.
Gunung Salak juga terkenal dengan mitos harta karun yang dikabarkan disembunyikan oleh Belanda di lerengnya. Pada masa penjajahan, Belanda disebut-sebut menyembunyikan kekayaan mereka di gunung ini untuk menghindari rampasan tentara Jepang. Hingga kini, pencarian harta karun terus dilakukan oleh para petualang, meski belum ada yang berhasil menemukannya. Mitos ini menarik minat para pencari harta dan penggemar sejarah untuk menjelajahi Gunung Salak.
Kawasan Gunung Salak juga dikenal dengan berbagai insiden penerbangan yang hilang atau mengalami gangguan navigasi. Salah satu kejadian tragis adalah jatuhnya pesawat Sukhoi SuperJet 100 pada tahun 2012, yang menewaskan seluruh penumpangnya. Fenomena ini menambah keyakinan masyarakat bahwa Gunung Salak memiliki kekuatan magnetik misterius.
Untuk menghormati kekuatan mistis Gunung Salak, masyarakat lokal masih memegang teguh berbagai pantangan, seperti tidak menyebut buah salak atau memetik bunga anggrek selama berada di gunung ini. Selain itu, upacara tradisional seperti Seren Taun dilakukan sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap alam dan para penunggu gunung. Bagi penduduk lokal, tradisi ini adalah cara untuk menjaga hubungan harmonis dengan alam yang diyakini menjadi tempat bersemayamnya Prabu Siliwangi dan roh-roh penunggu.
Gunung Salak tetap menjadi simbol alam yang menyatukan keindahan, misteri, dan kepercayaan akan kekuatan gaib yang menyertainya.