Ruang Mistis – Pada tahun 2001, sebuah tim peneliti melakukan ekspedisi di dasar laut di pesisir barat Kuba. Mereka menggunakan sonar untuk memetakan wilayah yang cukup luas. Namun, mereka tidak pernah menduga bahwa mereka akan menemukan struktur yang cukup aneh—struktur batu besar yang terletak sekitar 650 meter di bawah permukaan air. Ini bukan hanya sekadar formasi alam, tetapi tampak seperti sebuah kota kuno yang tenggelam.
Penemuan ini terjadi saat Pauline Zalitzky, seorang insinyur kelautan, dan suaminya, Paul Weinzweig, bersama timnya dari Advanced Digital Communications (ADC), bekerja sama dengan pemerintah Kuba untuk memetakan dasar laut. Mereka menggunakan peralatan sonar untuk menjelajahi wilayah seluas dua kilometer persegi. Ketika hasil gambar sonar diperiksa, struktur tersebut terlihat teratur dan simetris, mirip dengan bangunan perkotaan yang terorganisir.
“Baca juga: Kripto Dibawah Kendali Pengawasan OJK Mulai 12 Januari 2025”
Beberapa struktur tampak berbentuk piramida, sementara yang lainnya memiliki bentuk lingkaran, menambah kesan bahwa ini bukanlah formasi alami. Temuan ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk media, pemerintah Kuba, hingga National Geographic. Mereka dengan cepat melaporkan penemuan ini dengan judul yang mengejutkan, seperti “Atlantis Ditemukan di Kuba” dan “Kota Hilang di Karibia Ditemukan”.
Namun, seiring berjalannya waktu, berita tentang penemuan ini menghilang begitu saja. Mengapa media dan pihak terkait tiba-tiba diam setelah penemuan ini dilaporkan? Apakah penyelidikan lebih lanjut dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan ini tetap menggantung, meski penemuan tersebut tetap mengundang rasa ingin tahu banyak orang.
Pada Juli 2001, Zalitzky dan Weinzweig kembali ke lokasi tersebut dengan membawa ahli geologi Manuel Iturralde dari Museum Sejarah Alam Kuba. Mereka datang dengan Kendaraan yang Dioperasikan dari Jarak Jauh (ROV) untuk melakukan pengamatan lebih dekat terhadap struktur yang ditemukan. Dengan menggunakan alat ini, mereka berhasil memfilmkan bagian-bagian dari struktur batu tersebut.
Hasil yang mereka temukan cukup mengejutkan. Bongkahan batu yang ditemukan berukuran besar dan tampak dipahat dengan sangat presisi. Beberapa batu tampak ditumpuk satu sama lain, sementara yang lain terpisah. Ukuran masing-masing bongkahan batu diperkirakan sekitar 2,43 meter kali 3,04 meter.
Zalitzky, meski terkesan dengan penemuan ini, menegaskan bahwa mereka tidak bisa langsung menyimpulkan apa pun tanpa bukti yang lebih kuat. “Ini adalah struktur yang sangat aneh dan telah menarik perhatian kami,” kata Zalitzky. “Namun, tanpa bukti lebih lanjut, kami tidak bisa menyatakan ini adalah kota kuno.”
Iturralde, yang sudah banyak mempelajari formasi bawah laut, mengatakan bahwa struktur tersebut sangat sulit dijelaskan dengan pengetahuan geologi yang ada. “Butuh waktu sekitar 50.000 tahun bagi struktur ini untuk tenggelam ke kedalaman yang kami temukan,” ujar Iturralde. Menurutnya, 50.000 tahun yang lalu, manusia tidak memiliki kemampuan arsitektur untuk membangun struktur seperti itu.
Berdasarkan penelitian dan penelusuran lebih lanjut, Iturralde menduga bahwa struktur tersebut mungkin merupakan sisa-sisa dari sebuah budaya lokal yang pernah tinggal di kawasan yang kini tenggelam. Kawasan ini, menurut peneliti, dulunya mungkin terhubung dengan daratan melalui “jembatan darat” yang menghubungkan Semenanjung Yucatan di Meksiko dengan Kuba.
Dalam legenda lokal, ada cerita mengenai suku Maya dan penduduk asli Yucateco tentang sebuah pulau yang dihuni oleh nenek moyang mereka. Pulau itu, yang diyakini pernah ada, dikabarkan hilang akibat terjangan ombak besar. Cerita tersebut memberikan gambaran menarik tentang bagaimana masyarakat lokal menanggapi peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada masa lampau.
“Simak juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Merosot 5 Tahun Terakhir”
Namun, Iturralde juga tidak sepenuhnya menutup kemungkinan bahwa struktur tersebut hanya merupakan formasi alami yang sangat unik. “Alam mampu menciptakan struktur yang sangat aneh dan tak terbayangkan,” ujarnya. Jadi, walaupun bentuknya sangat mirip dengan bangunan yang dirancang manusia, ada kemungkinan bahwa struktur ini hanya terbentuk melalui proses geologis yang sangat jarang terjadi.
Penemuan kota kuno yang tenggelam ini tetap menyisakan banyak tanda tanya. Apakah ini benar-benar sebuah kota yang hilang, ataukah hanya sebuah formasi alami yang kebetulan menyerupai bangunan? Sampai saat ini, jawabannya masih belum jelas, dan penyelidikan lebih lanjut masih sangat diperlukan.
Penemuan struktur batu yang ditemukan di dasar laut Kuba menambah panjang daftar misteri arkeologi yang belum terpecahkan. Apakah ini benar-benar kota kuno yang tenggelam atau hanya sebuah formasi alami yang unik? Dengan penemuan ini, kita diajak untuk lebih mempertanyakan sejarah peradaban manusia dan fenomena alam yang sering kali lebih misterius dari yang kita bayangkan.
Sampai ada penyelidikan lebih lanjut, penemuan ini akan tetap menjadi bahan diskusi menarik di kalangan para peneliti, arkeolog, dan pecinta misteri. Dan meskipun media sudah mulai tenang mengenai kabar ini, rasa penasaran kita akan kota kuno yang tenggelam ini tetap hidup.