Ruang Mistis – Belakangan ini, rencana pembangunan Tugu Kuntilanak di Pontianak menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Tugu ini direncanakan memiliki tinggi 100 meter dan akan menjadi maskot kota, seperti Merlion di Singapura atau patung kucing di Kuching, Malaysia.
Pilihan ikon ini menuai pro dan kontra. Ada yang menganggapnya unik, ada pula yang skeptis. Namun, tak dapat disangkal bahwa ide ini benar-benar berbeda dari maskot kota lain di Indonesia. Jika tugu ini benar-benar direalisasikan, berikut adalah beberapa plus-minus yang bisa dipertimbangkan.
Maskot kota biasanya dibuat untuk merepresentasikan identitas dan sejarah suatu daerah. Di Pontianak, sejarahnya memang tidak bisa dipisahkan dari sosok kuntilanak. Menurut mitos, nama Pontianak berasal dari keberadaan makhluk ini.
Sebagai ikon, Tugu Kuntilanak dapat menjadi pengingat sejarah sekaligus daya tarik unik yang memikat wisatawan. Sama seperti Merlion yang identik dengan Singapura, tugu ini bisa menjadi simbol khas Pontianak.
“Baca juga: Timnas Indonesia Disalip Malaysia Efek Kalah dari Jepang 4 : 0”
Jika tugu ini benar-benar dibangun dengan desain yang menarik, besar kemungkinan akan menjadi daya tarik wisata utama. Sosok kuntilanak setinggi 100 meter tentunya akan menjadi sorotan, terutama di media sosial.
Efek viralnya dapat mempromosikan Pontianak secara gratis, menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Bayangkan turis datang hanya untuk berfoto dengan Tugu Kuntilanak, seperti halnya turis yang wajib berfoto di depan Merlion.
Meski idenya menarik, desain patung ini menjadi tantangan tersendiri. Sosok kuntilanak yang terkenal menyeramkan bisa menimbulkan protes jika terlalu menonjolkan aspek horor.
Agar dapat diterima semua kalangan, terutama anak-anak, desainnya perlu diolah menjadi lebih ramah. Mungkin seperti patung Suroboyo, yang tetap merepresentasikan sejarah tetapi dengan sentuhan humor atau estetika.
“Simak juga: Kereta Belanda Akan Digerakkan Dengan Energi Angin, Indonesia?”
Jika Tugu Kuntilanak sukses, bukan tidak mungkin kota lain akan mengikuti jejak Pontianak. Misalnya, Tugu Leak di Bali atau Tugu Pocong di daerah lain bisa menjadi ikon baru.
Pendekatan ini dapat membuka pola pikir baru bahwa hal mistis tidak selalu negatif. Justru, cerita lokal seperti ini bisa menjadi aset budaya dan ekonomi yang bernilai tinggi.
Melihat kesuksesan Transylvania sebagai tempat asal Drakula, Pontianak memiliki peluang serupa. Jika Tugu Kuntilanak dibangun, kisah mistisnya bisa menarik perhatian kreator internasional.
Film, novel, atau karya seni lainnya bisa terinspirasi dari legenda kuntilanak ini. Namun, kota ini juga perlu memastikan bahwa citranya tetap seimbang, tidak hanya dikenal karena mistisnya.
Rencana pembangunan Tugu Kuntilanak ini memang masih sebatas wacana. Namun, gagasan ini telah memicu diskusi yang menarik di berbagai platform.
Apakah nantinya Pontianak benar-benar akan memiliki tugu setinggi 100 meter ini? Jika ya, tentu saja ini akan menjadi salah satu ikon paling unik di Indonesia. Kita tunggu saja kabar selanjutnya!