Ruang Mistis – Kampanyekan anti-vaksin, Robert F. Kennedy Jr. menjadi calon kuat Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat. Sebelum pandemi COVID-19, Kennedy telah dikenal luas melalui organisasi yang didirikannya, Children’s Health Defense, yang mempromosikan pandangan anti-vaksin. Pengaruhnya yang semakin besar dalam penyebaran informasi yang salah tentang vaksin telah menarik perhatian publik. Kini, setelah ditunjuk oleh Presiden terpilih Donald Trump sebagai calon Menkes AS, Robert F. Kennedy Jr. berpotensi memimpin lembaga yang mengatur kebijakan kesehatan dan vaksin di negara tersebut.
Robert F. Kennedy Jr. telah lama terlibat dalam mempromosikan teori yang telah dibantah secara ilmiah, termasuk klaim bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme. Sebagai penggerak utama di balik Children’s Health Defense, Kennedy membangun pengaruhnya dengan mengorganisir berbagai kampanye yang menentang kebijakan vaksinasi. Meskipun banyak klaimnya telah dibantah oleh para ahli kesehatan, ia terus mengemukakan pandangannya bahwa vaksin belum cukup aman dan efektif.
Pada tahun 2023, dalam sebuah wawancara podcast, Kennedy menegaskan bahwa ia tidak mempercayai adanya vaksin yang aman dan efektif. Pernyataan ini semakin memperkuat citranya sebagai tokoh utama dalam gerakan anti-vaksin. Selain itu, ia juga kerap mengemukakan teori konspirasi mengenai COVID-19, termasuk klaim bahwa virus tersebut bisa saja “ditargetkan secara etnis.” Meskipun kemudian ia mengaku bahwa pernyataannya tersebut telah diambil di luar konteks, banyak pihak yang mengkritik pandangan kontroversialnya.
“Baca juga: Bumi Baru dan Ambisi Jeff Besos Sebagai Pencipta Planet Baru”
Pandangan Kennedy tidak hanya terbatas pada pidato dan wawancara. Ia juga memanfaatkan platform media sosial, seperti Twitter, untuk Kampanyekan anti-vaksin. Sebuah studi yang diterbitkan pada 2021 menunjukkan bahwa akun Twitter pribadi Kennedy bertanggung jawab atas 13% dari seluruh informasi keliru yang dibagikan mengenai vaksin. Peneliti menyebutkan bahwa angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan akun lain yang membagikan informasi serupa. Hal ini menambah kekhawatiran terkait dampak dari penyebaran informasi yang tidak berdasar di dunia maya.
Selain kampanye di dalam negeri, Kennedy juga melakukan perjalanan ke berbagai negara bagian di Amerika Serikat untuk melobi kebijakan vaksin. Negara bagian seperti Connecticut, California, dan New York menjadi tempat di mana ia menggugat atau melawan kebijakan vaksinasi. Tak hanya itu, ia juga berkeliling dunia untuk bertemu dengan aktivis anti-vaksin di berbagai belahan dunia. Dalam upayanya untuk menggerakkan opini publik, Kennedy berkolaborasi dengan berbagai kelompok kepentingan yang memiliki pandangan serupa tentang vaksin.
Salah satu kelompok yang memiliki hubungan dengan Kennedy adalah para chiropractor anti-vaksin yang melihat keuntungan dari mengurangi peran vaksin dalam sistem kesehatan. Dalam usaha mereka untuk mendapatkan lebih banyak pengikut dan keuntungan, mereka juga turut menyebarkan informasi yang meragukan tentang vaksin.
“Simak juga: Elon Musk Lanjutkan Rencana Implan Chip Otak Manusia, Gandeng Synchron”
Children’s Health Defense, yang dipimpin oleh Kennedy, telah menerbitkan sejumlah buku yang mempromosikan pandangan anti-vaksin. Salah satunya adalah buku berjudul Cause Unknown, yang mengklaim bahwa kematian mendadak pada orang muda yang sehat meningkat akibat vaksin COVID-19. Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang valid, dan para ahli kesehatan menyatakan bahwa fenomena tersebut bukan hal baru dan tidak ada hubungannya dengan vaksin.
Kennedy juga terlibat dalam gugatan hukum terhadap sejumlah organisasi media, termasuk The Associated Press, yang menurutnya telah melakukan kampanye untuk mengidentifikasi dan menanggulangi disinformasi, termasuk yang berkaitan dengan vaksin COVID-19. Walaupun Kennedy mengambil cuti dari Children’s Health Defense setelah mencalonkan diri untuk jabatan presiden, ia tetap terlibat sebagai pengacara dalam gugatan tersebut.
Dengan latar belakang ini, pencalonan Robert F. Kennedy Jr. sebagai Menkes AS semakin menimbulkan kontroversi, mengingat pandangannya yang sangat berbeda dengan konsensus medis global mengenai vaksinasi.