Misteri Salakanagara, Kerajaan Tertua di Indonesia yang Berdiri Abad ke-2 Masehi
Ruang Mistis – Kerajaan Salakanagara sering disebut sebagai kerajaan tertua di Nusantara berdasarkan catatan dari pedagang Tiongkok yang pernah berkunjung ke wilayah ini. Lokasinya diyakini berada di bagian barat Pulau Jawa, wilayah yang kini dikenal sebagai Provinsi Jawa Barat. Beberapa ahli sejarah bahkan berpendapat bahwa Salakanagara mendahului Kerajaan Kutai, yang selama ini dianggap kerajaan tertua di Indonesia.
Meski belum banyak ditemukan bukti arkeologis yang kuat, keberadaan Kerajaan Salakanagara tercatat dalam laporan perjalanan pedagang asal Tiongkok. Salah satu informasi penting berasal dari interaksi kerajaan ini dengan Dinasti Han pada abad ke-2 Masehi. Selain itu, dalam buku Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran, disebutkan bahwa naskah Wangsakerta juga memuat informasi penting mengenai kerajaan ini.
Naskah Wangsakerta, terutama bagian Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara, menyebut bahwa Kerajaan Salakanagara menguasai wilayah barat Pulau Jawa. Ibu kota kerajaan disebut Rajatapura, yang diduga menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan pada masa itu. Meskipun demikian, sumber ini masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan karena dianggap memiliki unsur mitologis dan belum terbukti secara ilmiah.
Hingga saat ini, letak pasti pusat Kerajaan Salakanagara masih diperdebatkan. Tiga wilayah yang paling sering disebut sebagai kandidat lokasi utama adalah Pandeglang di Banten, Condet di Jakarta Timur, dan lereng Gunung Salak di Bogor. Di Pandeglang, misalnya, Teluk Lada diyakini sebagai area strategis yang digunakan sebagai pusat kerajaan. Namun, tidak ada bukti arkeologis yang dapat secara pasti mengonfirmasi klaim ini.
Naskah Wangsakerta yang menjadi rujukan utama tentang Salakanagara memang menawarkan narasi yang cukup lengkap. Sayangnya, banyak sejarawan meragukan keabsahan naskah ini. Diketahui, naskah tersebut merupakan hasil riset Kesultanan Cirebon yang diklaim dikerjakan selama 21 tahun dan rampung pada 1698 M. Karena proses penyusunannya tidak mengikuti kaidah ilmiah modern, maka validitasnya kerap dipertanyakan.
Walau keberadaan Kerajaan Salakanagara masih dibalut misteri, narasi mengenai kerajaan ini tetap menjadi bagian penting dalam studi sejarah Nusantara. Untuk memperoleh kepastian, dibutuhkan riset arkeologis dan kajian ilmiah lebih lanjut yang dapat mendukung atau membantah isi naskah kuno tersebut. Hingga saat itu tiba, Salakanagara akan terus menjadi simbol peradaban awal yang menarik untuk ditelusuri.