Dunia Lain

Poppo: Legenda Manusia Jadi-jadian dalam Kepercayaan Bugis-Makassar

Ruang Mistis – Legenda manusia jadi-jadian, Poppo, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat setelah munculnya sebuah video yang menampilkan sosok misterius di sekitar Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Video yang viral ini memperlihatkan makhluk yang diduga sebagai Poppo, yang dengan cepat menggegerkan warga setempat. Kejadian ini menunjukkan betapa kuatnya mitos Poppo dalam budaya Bugis-Makassar. Kisah tentang makhluk jadi-jadian ini terus hidup di kalangan masyarakat hingga saat ini.

Kemunculan Poppo di Media Sosial

Kejadian tersebut pertama kali diketahui melalui rekaman yang diambil oleh Nur Lia, seorang warga yang sedang mendengar kehebohan masyarakat mencari sosok Poppo. Pada Selasa malam, 14 November 2023, sekitar pukul 22.00, Lia mendatangi lokasi yang ramai dibicarakan dan sempat merekam makhluk yang terlihat. “Pertama munculnya di lorong dekat masjid, terus pindah lagi. Saya coba rekam, tapi tidak terlalu jelas,” kata Lia.

Video yang beredar menunjukkan bahwa makhluk tersebut muncul di atap rumah warga dan berpindah dengan cepat. Warga yang menyaksikan kejadian ini menggambarkan Poppo sebagai makhluk tanpa tubuh dengan organ dalam yang tampak jelas. Sosok ini menjadi semakin misterius dan menambah kekuatan cerita-cerita mistis yang sudah ada di kalangan masyarakat.

“Baca juga: Padang 12: Kota Gaib Penuh Kemegahan di Ketapang Kalbar”

Poppo dalam Kepercayaan Masyarakat Bugis-Makassar

Menurut budayawan Universitas Hasanuddin, Prof. Nurhayati, Poppo merupakan legenda manusia jadi-jadian yang sangat dikenal dalam kepercayaan masyarakat Bugis-Makassar. Dalam mitos yang berkembang, Poppo diyakini sebagai makhluk jadi-jadian yang dapat berubah bentuk. Pada siang hari, Poppo akan hidup sebagai manusia biasa, tetapi saat malam tiba, ia akan bertransformasi menjadi makhluk yang gentayangan untuk mencari makan.

Poppo diyakini memiliki kemampuan untuk berubah menjadi binatang, seperti anjing atau kucing, sebagai cara untuk menghindari pengejaran warga. Hal ini menyebabkan warga yang percaya pada mitos ini akan mencari orang dengan luka yang sama seperti yang diderita oleh binatang tersebut.

Kehadiran Poppo dan Ketakutan Masyarakat

Poppo memiliki reputasi yang menakutkan di kalangan masyarakat Bugis-Makassar, terutama di masa lalu. Warga yang tinggal di rumah panggung sering kali merasa takut saat malam tiba karena mereka percaya Poppo dapat masuk ke rumah mereka melalui sela-sela lantai. Konon, Poppo akan mengisap organ tubuh manusia, terutama usus, melalui celah tersebut. Kepercayaan ini membuat masyarakat pada zaman dahulu sangat berhati-hati dan takut saat berada di rumah pada malam hari.

Tak hanya itu, Poppo juga dipercaya mencari “mangsa” untuk dikonsumsi, khususnya anak-anak. Menurut mitos, jika seorang anak mengalami demam, sakit perut, atau diare yang berakhir dengan kematian, maka anak tersebut dipercaya telah menjadi korban Poppo. Dalam kepercayaan ini, dikatakan bahwa Poppo menghisap isi perut korban melalui dubur, meninggalkan tubuh yang kosong.

“Simak juga: Jari Ajal Aye-Aye: Pertanda Kematian dari Hutan Tergelap”

Penangkal Poppo dalam Budaya Bugis-Makassar

Untuk menghindari serangan Poppo, masyarakat Bugis-Makassar menggunakan berbagai penangkal, salah satunya adalah jimat. Jimat ini biasanya dipasang di perut anak-anak, dengan harapan agar Poppo tidak dapat mengisap organ tubuh mereka. Jimat tersebut terbuat dari benang hitam yang diikatkan pada kain hitam dan dilingkarkan di sekitar pinggang anak-anak.

Selain itu, ada juga kepercayaan bahwa ilmu Poppo dapat diturunkan dari seseorang yang sedang berada di sakaratul maut. Ketika seseorang yang memiliki ilmu Poppo mendekati ajalnya, ia akan mengucapkan kalimat tertentu, seperti “lemba,” yang dipercaya akan diwariskan kepada orang yang menjawabnya. Proses ini membuat banyak orang takut jika mereka mendekati seseorang yang sedang sekarat. Dikarenakan bisa saja mereka mewarisi ilmu Poppo yang menakutkan tersebut.

Poppo menjadi bagian dari cerita rakyat yang berkembang dan terus hidup di masyarakat Bugis-Makassar. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang membuktikan kebenaran mitos ini, cerita tentang Poppo tetap menjadi bagian dari tradisi lisan dan kepercayaan masyarakat setempat.