Ruang Mistis – Bayangkan sebuah daratan luas yang pernah membentang di antara Samudra Hindia dan Pasifik, lalu menghilang begitu saja tanpa jejak. Inilah kisah Lemuria sebuah legenda yang lahir dari gabungan teori ilmiah lama, mitos spiritual, dan spekulasi esoterik. Istilah “Lemuria” pertama kali diperkenalkan oleh zoolog bernama Philip Sclater pada abad ke-19, yang mencoba menjelaskan penyebaran lemur di wilayah Afrika dan Asia. Dari sinilah dongeng kontemporer tentang peradaban hilang pun berkembang.
Sebelum ilmu geologi modern mampu menjelaskan pergeseran benua, banyak ilmuwan menduga adanya daratan penghubung antara benua besar. Lemuria menjadi kandidat utama untuk menjawab fenomena biologis yang sulit dijelaskan. Namun seiring ditemukannya teori tektonik lempeng, gagasan tentang daratan hilang mulai dianggap usang. Meski begitu, keyakinan akan keberadaan Lemuria justru berkembang di kalangan spiritual dan penganut metafisika.
“Baca Juga : Kisah Nabi Yahya AS, Kehidupan Kesederhanaan dan Pengorbanan“
Bagi sebagian komunitas spiritual, Lemuria bukan hanya daratan fisik, tetapi juga peradaban maju dengan kesadaran tinggi. Mereka percaya bahwa Lemuria adalah rumah bagi manusia spiritual pertama yang hidup selaras dengan alam dan energi kosmis. Dalam sudut pandang ini, Lemuria lebih dari sekadar tanah yang hilang ia adalah simbol kesatuan, kedamaian, dan evolusi jiwa. Bahkan hingga kini, banyak yang mengklaim memiliki “memori jiwa” sebagai penduduk Lemuria di kehidupan lampau.
Jika Atlantis adalah simbol dari peradaban yang runtuh karena keserakahan dan teknologi, maka Lemuria adalah cerminan harmoni dan kesucian. Keduanya sering disandingkan sebagai dua kutub peradaban kuno satu mewakili logika dan kekuasaan, satunya lagi perasaan dan spiritualitas. Perbandingan ini menarik karena memperlihatkan bagaimana manusia menciptakan mitos untuk menjelaskan asal usul dan kehancuran.
“Baca Juga : Imam Bonjol, Jihad dan Persatuan di Padang”
Secara ilmiah, bukti keberadaan Lemuria sangat minim. Banyak peneliti percaya bahwa mitos ini hanyalah narasi untuk mengisi kekosongan pemahaman zaman dahulu. Namun, sebagian ilmuwan masih tertarik dengan sisa-sisa daratan yang tenggelam seperti di sekitar Madagaskar dan India. Di sinilah batas antara mitos dan sains menjadi kabur apakah Lemuria hanya dongeng, atau sebuah petunjuk dari masa lalu yang belum sepenuhnya terungkap?
Terlepas dari ada atau tidaknya, Lemuria menginspirasi banyak orang. Ia menjadi simbol dari dunia ideal yang dicari manusia kehidupan harmonis tanpa perang, tanpa keserakahan, hanya kedamaian dan cinta. Dalam dunia yang semakin bising oleh konflik dan krisis, kisah Lemuria adalah pengingat bahwa pernah ada (atau bisa ada) peradaban yang hidup dalam keseimbangan.